Puluhan guru di Yayasan Al Hikmah, Tanjungsari, Desa Kuwolu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dilatih jurnalisme digital, menulis berita dan karya ilmiah. Workshop yang bekerjasama dengan TIMES Indonesia itu, berlangsung selama satu hari.
Workshop dilaksanakan di Aula MTs Al Hikmah, Selasa (28/1/2020) pagi. Semua guru dari seluruh unit pendidikan, yakni guru TK, MI, MTs, SMA Islam dan Pondok Pesantren putra dan putri.
Ada tiga materi dalam workshop tersebut. Materi pertama, soal Ketahanan Informasi Nasional berbasis digital, disampaikan oleh Sri Widji Wahyuning Utami, Direktur Pengembangan TIMES Indonesia Network (TIN).
Materi kedua, pemanfaatan digital, disampaikan oleh Direktur Gawainesia TIMES Indonesia, Mr D atau Doddy Hernanto. Selanjutnya, materi ketiga, soal Teknik menulis berita dan karya ilmiah, disampaikan Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun.
Sebelum materi workshop disampaikan, dalam sambutan pembukaan yang disampaikan Kepala MTs Al Hikmah, Umar Zuqi menyampaikan, bahwa workshop jurnalisme digital dan guru menulis untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam hal informasi dan teknologi.
“Karena kemampuan IT bagi guru sudah menjadi kebutuhan mendasar dan utama. Karena sistem belajar mengajar di era digital ini, semuanya harus berbasis digital. Bagi siswa, semuanya sudah harus berbasis digital,” katanya.
Semoga harap Umar Zuqi, dengan digelarnya Workshop Jurnalisme Digital dan Guru Menulis ini, banyak membawa manfaat bagi semua guru, khususnya di Yayasan Pendidikan Al Hikmah. “Setelah Workshop Digital ini, semua unit lembaga yang ada akan mengelola website lembaga masing-masing. Mulai dari karya siswa dan guru,” katanya.
Sementara itu, dalam materi pertama, Sri Widji Wahyuning Utami banyak menyampaikan perkembangan teknologi di Indonesia dan ketahanan informasi nasional khususnya disektor Ketahanan Informasi pendidikan.
“Indonesia saat ini mengalami krisis ketahanan infomasi nasional di banyak sektor. Mengapa itu terjadi, karena banjir informasi negatif dan hoaks. Hal itu yang mendominasi wajah media kita, baik media arus utama atau media sosial,” katanya.
Solusi yang harus dilakukan kata perempuan yang karib disapa Naning itu, semua pihak, terutama para guru, siswa menjadi pelopor penyebar berita atau informasi positif untuk publik. Harus perangi hoaks dan tidak suka menyebar berita negatif.
“Media internal lembaga pendidikan, harus super aktif mengupload berita positif. Perbanyak karya ilmiah dan apapun kegiatan positif di sekolah harus disebarkan ke publik melalui media yang ada dan media sosial yang dimilikinya,” katanya.
Selanjutnya, di materi kedua yang disampaikan Mr D, ia lebih banyak menjabarkan soal manfaat digital dan langsung mempraktikkannya. Ia juga langsung praktik berkolaborasi dengan kelompok hadrah oleh Santri Al Hikmah. Memadukan musik hadrah dan gital berbasis digital karya Mr D sendiri.
Diketahui, pelatihan jurnalisme digital dan guru menulis adalah program TIMES Indonesia untuk lembaga pendidikan dan perguruan tinggi. Pelatihan tersebut dilaksanakan secara gratis. Bagi lembaga pendidikan yang akan melaksanakannya, bisa bekerjasama dengan TIMES Indonesia.(*)